Kamis, 08 Oktober 2009

Sandeq (Perahu Tradisional suku Mandar)

Perahu Sandeq, teknologi rumpon dan konsep sibaliparriq adalah simbol kreativitas dan kemandirian Suku Mandar di Sulawesi Barat. Perahu Sandeq, perahu layar bercadik tradisional tercepat di dunia. Puncak evolusi perahu bercadik kawasan Austronesia, Perahu ini hanya ada di mandar; hanya dilayarkan oleh orang Mandar. Rumpon Mandar adalah alat bantu penangkapan ikan di laut dalam. Menurut hasil riset FAO (badan pangan PBB) pada tahun 80-an rumpon telah digunakan lebih 20 negara pantai yang merupakan hasil kreasi orang Mandar ratusan tahun lampau. Pendapat itu didukung beberapa hasil riset antropolog dalam dan luar negeri. Perahu Sandeq dan teknologi merupakan hasil kreativitas Suku Mandar dalam budaya bahari.
Di saat nelayan Mandar malaut dengan sandeq-nya dan menangkap ikan di rumpon, istri mereka mangambil alih tanggungjawab sebagai kepala rumah tangga. Agar bisa mandiri menghidupkan keluarga di kala suami melaut, wanitawanita Mandar menenun sarung sutra. Di Sumatra, sarung ini dikenal dengan sebutan ‘sarung bugis’. Saat pelaut dating, wanita-wanita Mandar mengolah dan memasarkan hasil tangkapan suami dan anak lelakinya. Konsep berbagi peran dan tanggungjawab dalam tradisi Mandar disebut ‘sibaliparriq’. Dengan adanya konsep sibaliparring walau suami lama melaut istri bisa mandiri menghidupkan diri dan anak-anaknya. Perahu Sandeq, rumpon dan konsep sibaliparriq adalah tradisi yang berakar dari tradisi ratusan tahun lampau merupakan symbol kreativitas dan kemandirian manusia Mandar Saat ini, budaya Mandar masih dipraktekkan di kampong-kampung pelaut di pesisir Teluk Mandar, Sulawesi Barat, Indonesia.


Sulawesi Barat Terletak di pesisir barat pulau Sulawesi, berbatasan langsung dengan selat Makassar. Dulunya bagian dari Provinsi Sulawesi selatan. Suku terbesar di wilayah ini adalah Suku Mandar, salah satu dari enam suku di Nusantara yang berorientasi maritime, selain Bajau, Bugis, Buton, Makassar dan Madura.

Menurut Christian Pelras antropolog Perancis penulis Buku Manusia Bugis, bahwa “kalau mau menyebut pelaut ulung, maka yang paling tepat adalah orang Mandar” (Kompas, 10 Desember 2002). Suku Mandar umumnya berdiam di pesisir Teluk Mandar. Dari tempat ini lahir pendekar hokum Indonesia (Alm) Baharuddin Lopa yang juga merupakan ahli maritime Mandar.


sumber: Bentara-online.org, Polewalimandarkab.go.id


Potensi Wisata

Potensi pariwisata Cukup menjanjikan akan tetapi belum dikelola dengan baik secara optimal sehingga belum dapat hasil yang lebih nyata terhadap pemasukan devisa bagi daerah meski demikian, gunakan memperkenalkan pariwisata kepada masyarakat indonesia bahkan ke dunia internasional, pemerintah SulBar menyiapkan berbagai upaya berupa promosi-promosi di media cetak maupun elektronik untuk memperkenalkan pariwisata ke dunia luar.

Akan disiapkan sarana dan prasarana, akomodasi berupa hotel yang memadai serta transportasi dari dan ke obyek

Pulau Karampuang

Pulau Ini terletak di depana pantai Mamuju, jika anda berada dikota mamuju maka pulau karampuang akan terlihat indah sepanjang panatai mamuju kita dapat menyaksikan keindahan pulau karampuang. Jarak tempuhpun sangat dekata hanya menggunakan perahu motor (katinting"bahasa setempat"). Pulau ini memiliki laut yang sangat jernih serta keindahan pasir putih yang begitu indah. selain itu banyak makhluk laut yang beranekaragam yang dimiliki oleh pulau ini. Memang pulau ini ukurannya kecil kita dapat memutari pulau ini tidak cukup satu hari dengan berjalan kaki. Namun, Walaupun kecil sungguh banyak keindahan yang ditawarkan Oleh pulau ini. Sumur jodoh (kali jodo) juga merupakan salah satu objek yang banyak di kunjungi terutama oleh para pemuda yang masih lajang. Konon sumur ini dapat menentukan jodoh kita (menurut kepercayaan orang setempat). Biasanya pulau ini ramai dikunjungi pada waktu-waktu libur seperti hari raya Idul fitri dan hari-hari libur sekolah. bagi anda pencinta Wisata sungguh rugi jika datang Ke mamuju tanpa berlibur ke Pulau Karampuang.

Sulawesi Barat

Bertolak dari semangat "Allamungan Batu di Luyo" yang mengikat Mandar dalam perserikatan "Pitu Ba'bana Binanga dan Pitu Ulunna Salu" dalam sebuah muktamar yang melahirkan "Sipamandar" (saling memperkuat) untuk bekerja sama dalam membangun Mandar, dari semangat inilah maka sekitar tahun 1960 oleh tokoh masyarakat Manda yang ada di Makassar yaitu antara lain : H. A. Depu, Abd. Rahman Tamma, Kapten Amir, H. A. Malik, Baharuddin Lopa, SH. dan Abd. Rauf mencetuskan ide pendirian Provinsi Mandar bertempat di rumah Kapten Amir, dan setelah Sulawesi Tenggara memisahkan diri dari Provinsi Induk yang saat itu bernama Provinsi Sulawesi Selatan dan Tenggara (Sulselra).

Ide pembentukan Provinsi Mandar diubah menjadi rencana pembentukan Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) dan ini tercetus di rumah H. A. Depu di Jl. Sawerigading No. 2 Makassar, kemudian sekitar tahun 1961 dideklarasikan di Bioskop Istana (Plaza) Jl. Sultan Hasanuddin Makassar dan perjuangan tetap dilanjutkan sampai pada masa Orde Baru perjuangan tetap berjalan namun selalu menemui jalan buntu yang akhirnya perjuangan ini seakan dipeti-es-kan sampai pada masa Reformasi barulah perjuangan ini kembali diupayakan oleh tokoh

Lambang Mamuju (Manakarra)


NAMA LAMBANG

Sebagaimana dengan daerah lainnya, Kabupaten Mamuju juga mempunyai lambang daerah yang disebut " MANAKARRA " yang berarti " Pusaka yang sakti atau petunjuk "

BENTUK LAMBANG

Bentuk lambang daerah Mamuju berupa - enam perisai, melambangkan ketangkasan dan sifat kepahlawanan.

LUKISAN DASAR

  • Enam buah tali berpilin membatasi bidang - melambangkan persatuan yang kokoh bagi enam buah kecamatan daerah Kabupaten Mamuju ( sekarang pemekaran daerah menjadi 15 kecamatan).
  • Enam mata rantai - melambangkan ikatan yang kokoh, kuat bagi suku-suku bangsa yang bersabar mendiami daerah Mamuju.
  • Bintang ini melambangkan bahwa penduduk daerah ini senantiasa menjunjung tinggi Ketuhanan yang Maha Esa.

LUKISAN INTI

  1. Setangkai butir padi yang berbiji empat puluh lima dan setangkai kapas yang berbiji delapan, melambangkan cita kemakmuran berdasarkan proklamasi 17 Agustus 1945.
  2. Pita merah putih yang diatasnya dibalik aksara Manakarra, menggambarkan bahwa daerah Mamuju yang juga daerah Manakarra adalah